Minggu, 24 April 2011

TENTANG PUPUK ORGANIK

A. Pengertian Pupuk Organik
Pupuk yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan atau kotoran hewan, yang telah melalui proses, rekayasa, berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai haa tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

B. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik
1. Menambah unsiur hara makro maupun mikro dalam tanah.
2. Menambah kandungan bahan organik tanah, yang berperan menciptakan dan memelihara kesuburan tanah.
3. Mengefisienkan penggunaaan pupuk anorganik dan meniadakan dampak negatifnya.
4. Berperan sebagai pembentuk butiran (glanulator) dari butiran-butiran mineral yag mengakibatkan struktur tanah menjadi gembur dalam tanah produktif.
5. Mendorong meningkatkan daya tahan air tanah, sehingga tanaman tidak kekurangan air.
6. Sebagai sumber tenaga untuk mikro organisme dalam tanah, tanpa bahan organik dalam tanah, kegiatan mikro organise tanah akan berhenti.
7. Pupuk organik yang merupakan pembentuk koloid humus yang sangat penting dalam pertukaran ion.
C. Macam-macam Pupuk Organik
1. Pupuk kandang
2. Pupuk Hijau
3. Pupuk Kompos

D. Aplikasi Pupuk Organik
1. Dosis penggunaan pupuk organik yang rata-rata 2 ton/ Ha.
2. Waktu pemberian : pada saat pengolahan tanah (sebelum tanam)
3. Cara pemberian : disebar/ ditabur sebelum pengolahan tanah terakhir, sehingga pupuk dapat tercampur merata pada lapisan olah tanah.

E. Kualitas/ Mutu Pupuk Organik
Pupuk organik yang berkualitas merupakan hasil fermentasi yang dikomposisi dari bahan organik seperti sisa tanaman, hewan atau limbah lainnya.
Mutu pupuk organik sangat ditentukan oleh bahan baku yang digunakan dan car pembuatannya (pengomposan)

F. Syarat Pembuatan Pupuk Organik (Kompos)
· Kadar air bahan sebesar 50-60%
· Pasokan oksigen yang terus menerus diperlukan untuk proses pengomposan aerinbic-thermofilik.
· Proses pengomposan tertinggi bila nisbah C/N bahan antara 35-35 pH optimum untuk berlangsungnya pengomposan antara 6 hingga 7,5.
· Penggilingan atau pemotongan bahan menjadi kecil-kecil atau mempercepat laju dekomposisi..

G. Pembuatan Kompos Secara Sederhana
· Siapkan tempat pembuatan yang berlantai tanah dan naungi (aman, dari hujan dan csinar matahari langsung)
· Campuran bahan kotoran ternak dan sisa tanaman diaduk merata.
· Kadar air dipertahankan 40-60%, sebelum pengomposan bahan dites lebih dulu.
· Tutup rapat dengan plastik/ karung/ dedaunan.
· Setelah 5 hari, tutup dibuka dan bahan diaduk/ dibalik merata dan ditutup kembali (dilakukan 3-5 kali sampai bahan tidak berbau dan tidak lengket) Bahan yang jadi, sebelum digunakan diangin-anginkan terlebih dulu selama 1hari.

H. Pembuatan Kompos menggunakan Mikroba Aktivator
1. Larutan mikroba activator+gula+air dicampur merata.
2. Jerami yang telah dipotong-potong+dedak+sekam dicampur merata.
3. Bahan disiram larutan 1. Pencampuran dilakukan perlahan-lahan dan merata hingga kadar air 30-40%.
4. Bahan yang telah dicampur diletakkan diatas tempat kering atau dimasukkan kedalam ember/karung. Bila diletakkan dilantai, bahan sebaiknya ditumpuk merata diatur. Tumpukan bahan umumnya setinggi 15-20cm, tetapi dapat hingga 1,5m, setelah itu tumpukan bahan ditutup karung goni atau terpal.
5. Suhu tumpukan dipertahankan 40-50°C. Untuk mengontrolnya, setiap 5 jam sekali (minimal sehari sekali) suhunya diatur. Apabila suhunya tinggi, maka bahan tersebut dibalik, didiamkan sebentar agar suhu turun, lalu ditutup kembali. Demikian selanjutnya.
6. Proses fermentasi ini berlangsung 4-7 hari, bila bahannya mengandung minyak, proses fermentasinya berlangsung lama sekitar 14-29hari.
7. Setelah menjadi bokhasi, karung goni dapat dibuka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar